JURNAL X
(3 November 2010)
TOPIK: UTILITARIANISME
Utilitarianisme = Edonominisme, aliran filsafat yang mengajarkan mencari kebahagiaan.
Sebenarnya mirip positivisme, tetapi utilitarianisme melihat akibat.
Tokoh utama :
Jeremy Benthem – Perilaku dinilai baik buruk jika bisa membahagiakan orang lain.
Apakah nilai intrinsik itu?
Jeremy Bentham : Kesenangan (pleasure), Bentham menyamakan dengan kebahagiaan.
John Stuart Mill : Kebahagiaan (happiness)
G.E Moore : Nilai-nilai ideal (ideal values)
Similar Ethical Theories :
- Egoism : considers greatest happiness for me only and only me
- Altruism : considers greatest happiness for everyone execpt me.
- Utilitarianism : considers greatest happiness for everyone, including me (PALING IDEAL).
The Pig’s Philosophy
Istilah “pig” sudah dipakai untuk mengejek filsafat Epicurus. (Epicuri de grege porcus = seekor babi dari kelompok Epicurus).
Jeremy Bentham (1748-1832)
Manusia dikuasai oleh 2 kekuasaan : penderitaan dan kesenangan. Kekuasaan ini yang menentukan perilaku kita, termasuk baik dan buruk -> The Principle of Utility.
Prinsip ini layak disebut sebagai PRINSIP ETIS TERAKHIR.
John Stuart Mill (1806-1873)
Happiness, bukan pleasure yang menjadi “standard of utility”
G.E Moore : Ideals values.
Kita harus memaksimalkan “ideal values” seperti kebebasan (freedom), pengetahuan (knowledge), keadilan (justice), kecantikan (beauty).
Hukum = sekumpulan tanda-tanda (signs) yang mencerminkan kehendak (volition), yang disusun atau diadopsi oleh pemegang kekuasaan negara berdasarkan mandat yang diperolehnya.
Jadi, John Austin : Hukum positif = ungkapan tentang aturan berkehendak.
Salah satu cara mengukur “akibat terbaik” yaitu dengan : Pendekatan Ekonomi.
Menurut Peter M.Blau :
Interaksi sosial terjadi karena didasari oleh adanya harapan akan adanya reaksi balasan dari pihak lain. :
- pertukaran makanan antara-tetangga
- pertukaran konsensi polisi dan kriminal
Perilaku (pertukaran) ini akan berhenti jika reaksi tersebut tidak terjadi.
REFLEKSI:
Utilitarianisme yang diusung oleh Jeremy Bentham dan John Stuart Mill, dapat diringkas dalam tiga proposisi berikut : Pertama, semua tindakan mesti dinilai benar/baik atau salah/jelek semata-mata berdasarkan konsekuensi atau akibatnya. Kedua, dalam menilai konsekuensi atau akibat itu, satu-satunya hal yang penting adalah jumlah kebahagiaan atau penderitaan yang dihasilkannya. Jadi, tindakan-tindakan yang benar adalah yang menghasilkan surplus kebahagiaan terbesar ketimbang penderitaan. Ketiga, dalam mengkalkulasi kebahagiaan atau penderitaan yang dihasilkan, tidak boleh kebahagiaan seseorang dianggap lebih penting daripada kebahagiaan orang lain. Kesejahteraan tiap orang sama penting dalam penilaian dan kalkulasi untuk memilih tindakan.
DISKUSI:
Apakah keuntungan dan kerugian dari utilitarianisme yang dikemukakan Jeremy Bentham, G.E Moore, dan John Stuart Mill?
0 komentar:
Posting Komentar