Diposting oleh
Group Jerome Frank
|
(17 September 2010)
TOPIK : POSITIVISME & INTUISIONISME
Positivisme
Bapak Positivisme : August Comte
Positivisme adalah suatu aliran filsafat yang menyatakan ilmu alam sebagai satu-satunya sumber pengetahuan yang benar dan menolak aktifitas yang berkenaan dengan metafisik. Tidak mengenal adanya spekulasi, semua didasarkan pada data empiris.
Positivisme merupakan empirisme, yang dalam segi-segi tertentu sampai kepada kesimpulan logis ekstrim karena pengetahuan apa saja merupakan pengetahuan empiris dalam satu atau lain bentuk, maka tidak ada spekulasi dapat menjadi pengetahuan. Terdapat tiga tahap dalam perkembangan positivisme, yaitu:
1. Tempat utama dalam positivisme pertama diberikan pada Sosiologi, walaupun perhatiannya juga diberikan pada teori pengetahuan yang diungkapkan oleh Comte dan tentang Logika yang dikemukakan oleh Mill. Tokoh-tokohnya Auguste Comte, E. Littre, P. Laffitte, JS. Mill dan Spencer.
2. Munculnya tahap kedua dalam positivisme – empirio-positivisme – berawal pada tahun 1870-1890-an dan berpautan dengan Mach dan Avenarius. Keduanya meninggalkan pengetahuan formal tentang obyek-obyek nyata obyektif, yang merupakan suatu ciri positivisme awal. Dalam Machisme, masalah-masalah pengenalan ditafsirkan dari sudut pandang psikologisme ekstrim, yang bergabung dengan subyektivisme.
3. Perkembangan positivisme tahap terakhir berkaitan dengan lingkaran Wina dengan tokoh-tokohnya O.Neurath, Carnap, Schlick, Frank, dan lain-lain. Serta kelompok yang turut berpengaruh pada perkembangan tahap ketiga ini adalah Masyarakat Filsafat Ilmiah Berlin. Kedua kelompok ini menggabungkan sejumlah aliran seperti atomisme logis, positivisme logis, serta semantika. Pokok bahasan positivisme tahap ketiga ini diantaranya tentang bahasa, logika simbolis, struktur penyelidikan ilmiah dan lain-lain.
Crime – Actus Reus – Mensrea + Absence Of A Valid Defence
(Secara objektif (tidak ada alasan pembenar/pemaaf) Pelaku sudah diatur sebagai Tindakan menyimpang secara hukum maupun moral)
Intuisionisme
Intuisi adalah kekuatan yang dengan cepat menyadari bahwa “sesuatu” itu adalah kasusnya. Hal tersebut dilakukan tanpa intervensi dari berbagai proses yang masuk akal. Tidak ada langkah-langkah induktif atau deduktif yang masuk akal. Tidak ada analisa yang wajar dari situasi tersebut, tidak ada bantuan dari imajinasi. Hanya sekilas dan tiba-tiba muncul. Anda hanya tahu ada yang tidak sesuai.
Ciri – ciri terjadinya intuisi :
1. -Pengalaman sebelumnya mengenai peristiwa tersebut
2. - Sinyal tak lazim
3. - Ahli dalam bidangnya
4. - Perbandingan dengan peristiwa sebelumnya
REFLEKSI :
Positivisme sangat berkaitan erat dengan istilah naturalisme dan dapat dirunut asalnya ke pemikiranAuguste Comte pada abad ke-19. Comte berpendapat, positivisme adalah cara pandang dalam memahami dunia dengan berdasarkan sains. Penganut paham positivisme meyakini bahwa hanya ada sedikit perbedaan (jika ada) antara ilmu sosial dan ilmu alam, karena masyarakat dan kehidupan sosial berjalan berdasarkan aturan-aturan, demikian juga alam, sedangkan Intusionis mengklaim bahwa matematika berasal dan berkembang di dalam pikiran manusia. Ketepatan dalil-dalil matematika tidak terletak pada simbol-simbol di atas kertas, tetapi terletak dalam akal pikiran manusia. Hukum-hukum matematika tidak ditemukan melalui pengamatan terhadap alam, tetapi mereka ditemukan dalam pikiran manusia. Keberatan terhadap aliran ini adalah bahwa pandangan kaum intusionis tidak memberikan gambaran yang jelas bagaimana matematika sebagai pengetahuan intuitif bekerja dalam pikiran
DISKUSI:
Peran positivisme dan Intuisionisme dalam mencerna pengetahuan?
Read User's Comments0
Diposting oleh
Group Jerome Frank
|
(14 September 2010)
TOPIK: RASIONALISME & EMPIRISME
SUBSTANSI
· Rasionalisme
Epistemologi : Rasionalisme
Sumber pengetahuan adalah rasio (akal budi) manusia.
Tokohnya : Rene Descartes (1596-1650)
- Mulailah dari keraguan (skeptisme)
- Cogito ergo sum! Rasio adalah indikator kebenaran yang universal (logika), bahkan indikator baik buruk secara moralitas (etika)
- Metodenya harus pasti, yaitu metode matematika à Skeptisme metodikal (metodologikal) = menggunakan keraguan untuk mencapai pengetahuan sejati
- Berangkat dari intuisi (sesuatu yang tak terbantahkan secara rasional) dan deduksi
Menurut Rene Descartes Aku berpikir maka Aku Ada.
Contoh:
Seandainya kubayangkan kepalaku lepas dari tubuhku, apakah aku masih ada?
Tiga persyaratan keyakinan Descartes:
1. Kepastian = kemustahilan untuk dibantah, harus rasional, jelas, dan berbeda dari keyakinan lainnya. Rasio manusia mampu melakukan ini karena sudah bawaan (Teori Ide Imate)
Contoh: Kepastian tentang Tuhan, benda-benda fisik, hukum kausal.
2. Kepastian = keyakinan terakhir, tidak digantungkan pada keyakinan lainnya
3. Kepastian = harus tentang sesuatu yang eksis
Cara berpikir rasionalisme sama dengan cara berpikir apriori.
Cirinya: menggunakan logika deduktif (premis mayor-premis minor).
· Empirisme
Empirisme berdasarkan pengalaman.
Contoh: Kita bisa berpikir rasional tentang kapan dunia ini berakhir?
Tokoh dari empirisme:
1.John Locke (1632-1704)
- Pengetahuan sederhana
Tidak ada ide bawaan! Tabula rasa. Pengalaman itulah yang direfleksikan menjadi ide.
- Pengetahuan kompleks
Apa yang didapat dari indera itu tidak dianggap pasif oleh rasio. Rasio mengolahnya.
Ada juga pengetahuan yang objektif (kualitas primer), seperti luas, berat, gerakan, dan jumlah (mengikuti Descartes). Indera manusia umumnya sampai pada subjektivitas.
2. George Berkeley (1685-1753)
Pengalaman bukan mempersepsikan fisik benda, tetapi persepsi tentang sifat (kualitas) nya saja. Jadi, tidak ada kualitas primer, yang ada hanya kualitas sekunder saja.
3. David Hume (1711-1776)
Ada 2 jenis persepsi manusia, yaitu kesan dan gagasan. Kesan dan gagasan terdiri dari :
- Gagasan sederhana (tunggal ), muncul dari kesan sederhana, langsung terkait dengan satu konsep tertentu.
- Gagasan kompleks, muncul dari kesan kompleks. Tidak terkait langsung pada satu konsep, tetapi bisa dipecah menjadi banyak gagasan sederhana.
Jika tidak ada kesan, tidak ada gagasan.
Transeden adalah lepas dari pengalaman.
Imanen adalah tidak lepas dari pengalaman.
Kalau transeden tanpa imanen, maka tidak ada makna.
Contoh: Surga dan Neraka.
Manusia terbiasa membuat gagasan-gagasan kompleks, melalui 3 cara, yakni atas dasar kemiripan, kedekatan, dan kausalitas.
Pendapat Roger Geary:
· REFLEKSI :
Empirisme dan rasionalisme merupakan aliran-aliran yang ada dalam cara berpikir filsafat. Rasionalisme merupakan sumber pengetahuan yang berasal dari akal budi manusia. Sedangkan empirisme merupakan sumber pengetahuan yang berdasarkan pada pengalaman. Manusia mendapatkan ilmu pengetahuan dari pengalaman yang didapatkannya (empiris) dan juga logika yang mereka miliki (rasional) dari pengalaman tersebut. Manusia terus-terusan mengolahnya dengan cara berpikir sehingga menghasilkan suatu ilmu pengetahuan.
· DISKUSI :
1. 1. Jelaskan contoh dari empirisme yang hanya terkait dengan kualitas sekunder!
2. 2. Apakah cara berpikir rasionalisme sama dengan cara berpikir apriori? Jika sama, apakah cara berpikir tersebut dapat digunakan dalam kehidupan manusia sehari-hari?
Diposting oleh
Group Jerome Frank
|
(3 September 2010)
TOPIK : MATERIALISME DAN IDEALISME
· Materialisme
Metafisika : Materialisme
Lawan dari materi adalah ide. Realitas ada karena materi. Materi itulah yang abadi sebagai realitas.
- Demokritos (460-370 SM) alirannya disebut atomisme
Sesuatu yang ada (materi) hanya lahir dari materi.
Materi terkecil adalah atom., bergerak dalam ruang kosong dan dinamis. Tercipta hukum-hukum alam.
Aliran Demokritos ini didukung oleh Thomas Hobbes (1588-1679). Menurutnya semua fenomena adalah materi, termasuk kesadaran dan jiwa (berasal dari gerakan partikel kecil dalam otak). Ini disebut mekanisme.
Aliran Demokritos ini juga didukung oleh Isaac Newton (1642-1727). Menemukan prinsip mekanisme yang sama dalam alam. Tidak ada kehendak bebas, semua sudah ditentukan! Ini disebut determinisme.
Tokoh-tokoh materialisme:
- Karl Marx (1818-1883)
Menurut Hegel sejarah digerakkan oleh dialektika ide-ide, perubahan-perubahan materi karena perubahan ide (idealisme).
Menurut Marx sejarah digerakkan oleh dialektika materi, perubahan ide karena perubahan materi (materialisme).
a. Materialisme Historis
Dalam sejarah, ide selalu hadir karena ada materi. Kekuasaan riil atas materi (ekonomi) mengubah sejarah.
b. Materialisme Dialektik
Dasar masyarakat: hubungan dialektik antara materi, ekonomi, dan sosial. Dasar tersebut tercermin dalam suprastruktur masyarakat, berupa agama, seni, filsafat, hukum, lembaga.
Penguasa materi adalah penguasa dalam sejarah. Teori social politis (proyeksi tentang Tuhan tercipta akibat tekanan masyarakat. Untuk itu, struktur masyarakat perlu diubah. Agama adalah candu!).
- Charles Darwin
Manusia adalah materi yang berevolusi melalui proses dialektika. Hanya yang bisa menang dalam berevolusi yang bisa bertahan (materialisme tulen).
- Ludwig Feuerbach
Teori proyeksi (manusia memproyeksikan keinginannya dalam berbagai bentuk, salah satunya Tuhan à antropoteisme. Jadi, sesuatu yang non-materi adalah hasil proyeksi semata (ilusi). Ludwig Feuerbach mengkritik teologi Kristiani (bukunya: Essence of Christianity). Teologi sama dengan antropologi. Menurut Feuerbach figure Tuhan diciptakan untuk menentramkan manusia.
- Sigmund Freud
Psikoanalisis membuktikan manusia yang meyakini sesuatu yang non-materi adalah penderita gangguan jiwa. Menurut Freud manusia terdiri dari unsur rasional dan irasional; unsur irasional ada di alam bawah sadar manusia. Unsur irasional terdiri dari instink, berupa:
a. Instink untuk hidup (eros=seks)
b. Instink untuk mati (thanatos=agresif, destruktif)
- Nietzsche
Untuk dapat memenangkan persaingan, manusia harus berperilaku sebagai TUAN, bukan BUDAK.
· Idealisme
Metafisika : Idealisme
Realitas ada karena ide (gagasan). Ide itulah yang abadi sebagai realitas.
Contoh:
- Plato (428-347 SM)
Pasti ada realitas di balik dunia materi. Itulah bentuk (pola) yang abadi=ide.
- Hegel (1770-1831)
Proses menjadi dari yang ada menjadi tidak ada. Ide (=pikiran, roh) terus bekerja, berubah, berdialektika. Proses dialektika sejarah bersifat deterministik (niscaya akan mewujud ke bentuk yang makin ideal).
- Immanuel Kant (1724-1804)
Ada garis pembatas antara benda itu sendiri (das Ding an sich) dan benda yang teramati (benda itu bagiku). Satu sama dengan materi, dua sama dengan bentuk pengetahuan. Kita memang tidak tahu pasti apa yang kita akan alami, tetapi kita dapat mengetahuinya yang terjadi ada dalam ruang dan waktu, berlaku hukum kausalitas. Menurut Kant ada garis pembatas antara benda dan apa yang diteliti dari benda itu.
· REFLEKSI
Aliran idealisme merupakan aliran yang sangat penting dalam perkembangan sejarah manusia. Aliran materialisme merupakan paham atau aliran yang menganggap bahwa dunia ini tidak ada selain materi atau nature (alam) dan dunia fisik adalah satu. Dalam materialisme terdapat clockwork universe. Artinya, alam semesta bekerja melalui mekanisme tersendiri. Seperti saling mengikat. Alam bergerak seperti mesin jam. Dalam idealisme terdapat realitas karena adanya ide atau gagasan.
DISKUSI
DISKUSI
1. Manakah yang lebih dulu muncul dalam kehidupan manusia, hakekat materi atau hakekat ide?
2. Apa yang dimaksud dengan Platonicworld!
Diposting oleh
Group Jerome Frank
|
(27 Agustus 2010)
SUBSTANSI :
1. 600-400 SM Yunani Kuno (antik)
1. 600-400 SM Yunani Kuno (antik)
2. 400-1500 SM Abad Pertengahan
3. 1500-1800 Moderen
4. 1800-sekarang
Pergolakan pemikiran manusia :
1. Cosmocentricism (jaman yunani kuno 600 -400 SM)
Tidak hanya bumi, tetapi seluruh jagad semesta (memposisikan kita pada alam semesta)
Misalnya : Pada saat hari raya Imlek, musim buah rambutan.
2. Theocentricism (abad pertengahan 400-1500 SM)
Tidak terlihat kekuatan matahari, lebih pada keimanan (Tuhan)
3. Anthropocentricism (jaman moderen 1500-1800 SM)
Jaman manusia telah merasa dirinya dewasa
4. Logocantricism
TOPIK : SEJARAH FILSAFAT HUKUM
SUBSTANSI :
SUBSTANSI :
1. Abad ke-4 SM (Yunani Kuno – Hukum polis)
Pada abad ini, masyarakat ditata dalam polis-polis, entitas politik yang independen, tetapi berhubungan erat dalam perdagangan dan militer (polis : beradab). Pada masa ini muncul pertanyaan adakah hukum kodrat itu? Hukum adalah bagian kecil dari persoalan-persoalan filsafat, sehingga lahirlah filsafat hukum.
2. Abad ke-1 s.d 4 (Romawi – Plural, uni, plural)
Pada abad ini, pemerintah pusat melemah, muncul ide desentralisasi. Walikota dan para tuan tanah diperbolehkan membuat aturan sendiri. Pada tahun 390 Romawi pecah (Barat di Roma, Timur di Konstantinopel). Pemberontakan meluas. Pada tahun 476 Romawi Barat jatuh (oleh pasukan Barbar). Tahun 1453, Romawi Timur jatuh (oleh Ottoman, Turki), sehingga Konstantinopel diganti nama menjadi Istanbul. Kevakuman kekuasaan melahirkan negara-negara baru.
3. Abad ke-11 s.d 12 (Bologna – Tradisi Hukum)
Pada abad ini, para bangsawan dari berbagai negara mendatangkan guru (terutama kaum Sophis) untuk mengajar di keluarga. Irnerius mengajar di keluarga Mathilda di Bologna. Ia mengajarkan cara berpikir yuridis (bukan hukum positif). Ia mendirikan sekolah hukum tahun 1088. Di sana ia mengajarkan stadium civile. Ilmu hukum Irnerius adalah The Forming of the Western legal tradition. Kemudian jejak Irnerius diikuti pengajar lain dengan membuka berbagai sekolah hukum di berbagai kota.
4. Abad ke-18 (Revolusi Perancis – Legisme-Dogmatis)
Pada tahun 1789 meletus Revolusi Perancis (membawa ide-ide egaliter). Lalu pada tahun 1799, Napoleon Bonaparte (1769-1821) merebut kekuasaan. Ia mendirikan kekuasaan baru yaitu Consulate. Napoleon membentuk panitia kodifikasi, Code Civil yang mana sejalan dengan semangat Revolusi Perancis.
Pada abad ini, Hukum Romawi dilarang diajarkan di sekolah-sekolah. Di Universitas Perancis hanya diajarkan Code Civil (Code Napoleon). Tradisi ini pun diikuti oleh berbagai nergara lain. Legalisme berkembang pada abad ini, ilmu hukum menjadi dogmatis. Pada tahun 1864 Napoleon menghianati Revolusi Perancis. Ia memproklamasikan diri sebagai kaisar, memerangi negara lain (terutama Inggris). Ia mengangkat saudara-saudaranya sebagai raja di negara-negara dudukannya (nepotisme).
5. Abad ke-19 (Austin – Ajaran Hukum Umum)
Dipelopori oleh John Austin (1790-1859), dimana lahirlah pendekatan formalisme dalam memandang hukum (legal formalism). Ajaran hukum umum embrio bagi lahirnya teori hukum sebagai cabang tersendiri Disiplin Hukum.
6. Abad ke-20 (Kelsen – Lahirnya Teori Hukum)
Dipelopori Hans Kelsen (1881-1973). Ia menyatakan filsafat hukum dinilai terlalu abstrak, sehingga muncul cabang baru yaitu teori hukum. Hans Kelsen memulai kajian teori tentang hukum. Hukum dimurnikan, termasuk dari aspek filsafati. Hukum diartikan sebagai perintah penguasa.
7. Abad ke-21 (Posmodern)
Gejala-gejala umum pada abad ini :
- Berakhirnya universalisme, harmoni, kesatuan (retribalisasi, loyalitas lokal, think gobally, act locally)
- Penemuan ilmiah tidak sama dengan metode sains. Realitas tak berstruktur, sehingga rasio tak mampu memahami hakikat. Keterpisahan subjek-objek tak relevan lagi (tak ada realitas objektif).
- Dituntut sikap sikap untuk menghormati perbedaan, partikular, lokal.
REFLEKSI :
Filsafat memiliki sejarah dan sejarah itu berisi pendapat pemikir-pemikir besar. Sampai dengan abad ke-4 SM, filsafat hukum adalah produk sampingan pemikiran filsafat yang berorientasi kosmosentris.
Kosmologi adalah ilmu yang mempelajari mempelajari struktur dan sejarah alam semesta
berskala besar. Secara khusus,ilmuini berhubungan dengan asal mula dan evolusi dari suatu subjek.Kosmologi dipelajari dalam astronomi, filosofi, dan agama. Dalam sejarah filsafat Barat,tercatat Phytagoras (580 ± 500 SM) merupakan orang yang pertama kali memakai istilah kosmos sebagai terminologi filsafat. Secara historis, perkembangan kosmologi filsafat (barat) dimulai dari filsuf- filsuf alam pra-Sokratik, yang kemudian persoalan-persoalannya oleh Plato dalam ’Timaeus’ dan oleh Aristoteles dalam ’Physics’ disistematisir dan diperluas.
Pada abad-12 SM, filsafat hukum membantu meletakkan dasar bagi ilmu hukum klasik di Romawi (Roman Legal Science) dan ilmu hukum Irnerius (Studium Civile). Pada abad ini, hukum masih terkurung dalam pengaruh Tuhan dan agama. Pada, abad ke-18 SM, filsafat hukum kurang diprioritaskan. Hukum dikaitkan dengan dengan paham kebebasan individu dalam sistem ketatanegaraan nasional. Dalam ilmu hukum terdapat 3 lapisan, yaitu dogmatik hukum, teori hukum, dan filsafat hukum. Hukum positif dianggap sebagai dogma, dianggap sebagais sesuatu yang tidak boleh diubah sama sekali. Pada abad ke-19 filsafat hukum dianggap terlalu abstrak, tidak realistis. Teori hukum dipandang sebagai jembatan keabstrakan filsafat hukum dengan ilmu hukum pada saat abad ke-20, dimana hukum dipandang sebagai fenomena kebudayaan dan objek penyelidikan berbagai disiplin. Pada abad ke-21, teori hukum masih dianggap tak realistis menjawab kebutuhan atas hukum positif yang lebih berpihak pada golongan tertindas.
DISKUSI :
11.Bagaimana ajaran hukum umum embrio bagi lahirnya teori hukum sebagai cabang tersendiri disiplin hukum pada abad ke-19?
22.Mengapa posmodern membawa sikap frustasi terhadap hukum positif?
22.Mengapa posmodern membawa sikap frustasi terhadap hukum positif?
Diposting oleh
Group Jerome Frank
|
( 25 Agustus 2010 )
TOPIK : FILSAFAT SEBAGAI PANDANGAN HIDUP
I. Substansi :
Pembagian golongan periode dalam filsafat barat:
a) 600 SM- 400 M : Jaman Yunani Kuno
· Pra- Socrates : “Makro Kosmos” ( Alam adalah hakikat)
· Socrates : “ Mikro Kosmos” ( Hakikat kmanusiaan)
b) 400-1500 : Abad pertengahan
c) 1500-1800 : Jaman Modern
d) 1800- sekarang : Jaman Kontemporer
Pergolakan pemikiran manusia :
a) Jaman Yunani Kuno
Cosmocentricism, di mana keteraturan di alam semesta mempengaruhi keteraturan manusia, karena manusia takjub pada alam. Manusia dilihat sebagai organ, bagian dari alam (kosmos). Alam adalah pusat kehidupan
b) Abad pertengahan
Theocentricism, di mana Agama telah memposisikan diri dalam dunia politik, maka kepercayaan alam beralih kepada Tuhan.
merupakan supranatural yang tidak nyata (iman), disebut abad kegelapan karena terjadi pula pengekangan kebebasan berpikir.
c) Jaman Modern
Anthropocentricism, di mana manusia sudah dianggap dewasa sehingga manusia menganggap dirinya dapat mengatasi apapun asalkan diberikan kebebasan berpikir. Pada jaman inilah manusia menyadari dirinya sebagai pusat kehidupan . Ditandai dengan munculnya teknologi-teknologi, dan terjadi paham-paham atheis . Namun, pada jaman modern banyak adanya gradasi moral, seperti : Perang dunia, beragam penyakit, karena manusia dianggap terlalu eksistensial.
d) Jaman Kontemporer
Logocentricism, di mana hubungan antara eksistensi dan non-eksistesi menimbulkan logo-logo ( yang bersifat lebih mikro), yang didominasi oleh bahasa.
Refleksi :
Dari pembagian golongan priode dalam filsafat barat, dapat dilihat bahwa terjadi perkembangan pemikiran manusia dari waktu ke waktu yang dipengaruhi oleh lingkungan dan pandangan-pandangan sekitar, sehingga dapat dilihat pada awalnya pemikiran manusia masih sangat sederhana menjadi lebih kompleks. Pada jaman sekarang telah terjadi pergeseran dari Logocentricism lebih ke multicentricism dikarenakan manusia memiliki lebih dari satu wacana/ main stream..
Diskusi :
Dari pembagian golongan priode dalam filsafat barat, dapat dilihat bahwa terjadi perkembangan pemikiran manusia dari waktu ke waktu yang dipengaruhi oleh lingkungan dan pandangan-pandangan sekitar, sehingga dapat dilihat pada awalnya pemikiran manusia masih sangat sederhana menjadi lebih kompleks. Pada jaman sekarang telah terjadi pergeseran dari Logocentricism lebih ke multicentricism dikarenakan manusia memiliki lebih dari satu wacana/ main stream..
Diskusi :
1. Apa yang melatarbelakangi pergeseran pada jaman kontemporer dari Logocentricism ke multicentricism ?
2. Apakah terdapat teori yang mendukung adanya prubahan jaman kontemporer ke jaman Post Modern?
2. Apakah terdapat teori yang mendukung adanya prubahan jaman kontemporer ke jaman Post Modern?
Langganan:
Postingan (Atom)